Jumat, 17 Agustus 2012-Denmas
Priyadi Blog: Cerita
eksekusi Syeh Siti Jenar versi Serat Negara Kertabumi berbeda dengan
versi-versi lain yang biasa kita baca dan saksikan dalam buku-buku maupun
film. Hal ini sebagaimana suntingan Rahman Sulendraningrat dalam buku
"Siti Jenar-Cikal Bakal Faham Kejawen" tulisan YB. Prabaswara,
halaman 32-34:
"Seperti juga versi
Jawatengahan, sastra Kacirebonan ini menceritakan bahwa para pengikut Syeh
Siti Jenar di Cirebon merupakan kelompok oposisi atas kekuatan kasultanan
Cirebon. Beberapa tokoh pimpinan kelompok ini pernah mencoba untuk merebut
tahta tapi tak pernah berhasil.
Ketika Pengging dilumpuhkan, Syeh
Siti Jenar yang pada waktu itu menyebarkan ajarannya di sana kembali ke
Cirebon dan diikuti oleh para pengikutnya dari Pengging. Di sini, kekuatan
Syeh Siti Jenarmenjadi kokoh, pengikutnya meluas dan menyebar sampai ke
desa-desa. Setelah Syeh Datuk Kahfi wafat, Sultan Cirebon meminta Pangeran
Punjungan untuk menjadi guru agama Islam di Amparan Jati. Pangeran Punjungan
bersedia, tetapi ia tidak mendapat murid karena orang-orang sudah menjadi
murid Syeh Siti Jenar termasuk Panglima bala tentara Cirebon, Pangeran
Carbon. Dijaga oleh para murid-muridnya sangat setia itu, Syeh Siti
Jenar aman tinggal di Cirebon.
Berita ini sampai ke telinga Sultan Demak, bahwa musuhnya berada di Cirebon. Sultan Demak lalu mengutus Sunan Kudus disertai 700 prajurit menuju Cirebon. Sultan Cirebon menerima permintaan Sultan Demak dengan tulus, bahkan memberi bantuan untuk tujuan itu. Langkah pertama Sultan Cirebon adalah mengumpulkan para murid utama Syeh Siti Jenar antara lain, Pangeran Carbon, para Kyai Geng, Ki Palumba, Adipati Cangkuang, dan beberapa orang istana Pangkuangwati. Selajutnya bala tentara Cirebon dan Demak bergerak menuju Padepokan Syeh Siti Jenar di Cirebon Girang. Syeh Siti Jenar kemudian ditangkap dan dibawa ke Masjid Agung Cirebon untuk diadili. di sana para ulama telah berkumpul. Sunan Gunung Jati Gunung Jati bertindak sebagai hakim ketua. Melalui perdebatan yang panjang, pengadilan memutuskan bahwa Syeh Siti Jenar bersalah besar, dan pengadilan memutuskan bahwa Syeh Siti Jenar mendapat hukuman mati. Selang beberapa waktu, akhirnya Syekh Siti Jenar dieksekusi mati oleh Sunan Kudus dengan keris pusaka Sunan Gunung Jati. peristiwa ini terjadi pada bulan Safar, tahun 923 H atau 1506 Masehi.
Mayat Syeh Siti Jenar lalu dimakamkan di suatu tempat yang
tidak diketahui. Akan tetepi lama
kelamaan orang dapat mengetahui tempat
tersebut. Merekapun terutama para pengikut dan murid-murid Syeh Siti Jenar, mereka berdatangan berziarah ke makam Syeh Siti Jenar. Para peziarah itu ada yang datang
dari Cirebon, Jakarta, Banten, Parahiyangan, Jawa Timur, dan bahkan dari Semenanjung
Malaya. Melihat kenyataan ini Sunan Gunung Jati memerintahkan kepada segenap kawulanya agar memindahkan
secara diam-diam mayat Syeh Siti Jenar ke suatu tempat yang sangat
dirahasiakan. Mayat Syeh Siti Jenar diganti dengan bangkai seekor anjing
hitam. Pada waktu para peziarah, terutama pengikut dan murid-murid Syekh Siti
Jenar menghendaki agar mayat Syekh Siti Jenar dipindahkan ke Jawa Timur. Makampun
digali kembali, apa yang terlihat? Ternyata mayat Syekh Siti Jenar tidak ada
yang ada hanyalah bangkai seekor anjing hitam. Para peziarahpun sangat
terkejut, haran dan tidak mengerti mengapa mayat Syeh Siti Jenar berubah
menjadi bangkai seekor anjing hitam. Mereka beranggapan kalau mayat syekh Siti
Jenar telah berubah menjadi seekor anjing. Menyikapi keadaan seperti ini sultan
Cirebon kemudian mengeluarkan instruksi agar para peziarah, dan para pengikut
ajaran Syeh Siti Jenar tidak menziarahi
bangkai seekor anjing dan segera meninggalkan ajaran Syeh Siti Jenar sesat”.
|
Sobat bloger, begitu banyak leluhur kita meninggalkan warisan budaya sebagai solusi mengatasi berbagai macam persoalan hidup di marcapada berupa pusaka aji, mantera-matera untuk pengobatan,kadigjayaan,dan ajaran kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sobat, mari kita lestarikan bersama budaya leluhur bangsa yang adi luhung itu, dan Salam Seni Budaya!
Jumat, 17 Agustus 2012
Syeh Siti Jenar Versi Negara Kertabumi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar