"KITA SEMUA ADALAH WAYANG" By Ki Sukarwo ( Padepokan Tajul Muluk Kahuripan - Madiun )
KAMIS, 8 SEPTEMBER - KITA SEMUA WAYANG: Kata "Kita Semua adalah Wayang" menurut Ki Sukarwo dari Padepokan Tajul Muluk Kahuripan Madiun, "itu sama artinya dengan Ra, Ga, Ra, Ma, yang berarti sudah tiba saatnya tatanan tuntutan Raga Rama menjadi acuan era baru dalam jagad anyar ginelar ini".Dinyatakan pula, "Sudah saatnya pula Sila pertama dari Pancasila yaitu Ketuhanan yang Maha Esa Maujud di dalam prilaku berbangsa dan bernegara di Negeri Jawadwipa bumi Nusantara Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ) ini".
Lebih lanjut Ki Sukarwo menjelaskan, "Berketuhanan Yang Maha Esa pada manusia tidak sama artinya dengan manusia beragama. Manusia Berketuhanan Yang Maha Esa adalah manusia yang meyakini, bahwa Tuhan Yang Maha Esa itu ada di dalam jiwa dan raganya, dan selalu bersamanya di mana saja dia berada, sampai kapanpun, sampai ajal menjemputnya. Sehingga dengan demikian segala sikap, tutur kata, dan prilakunya memancarkan sifat-sifat Tuhan yang dapat memberikan cahaya kehidupan bagi manusia.
Adapun manusia beragama adalah manusia yang masih mencari keberadaan Tuhan. Dalam referensi Islam disebut "Meniti Thoriqah". ( Denmas Priyadi di Lido - Bogor )
Adapun manusia beragama adalah manusia yang masih mencari keberadaan Tuhan. Dalam referensi Islam disebut "Meniti Thoriqah". ( Denmas Priyadi di Lido - Bogor )
@ Ki Sukarwo : "Berketuhanan Yang Maha Esa pada manusia tidak sama artinya dengan manusia beragama. Manusia Berketuhanan Yang Maha Esa adalah manusia yang meyakini, bahwa Tuhan Yang Maha Esa itu ada di dalam jiwa dan raganya, dan selalu bersamanya di mana saja dia berada, sampai kapanpun, sampai ajal menjemputnya. Sehingga dengan demikian segala sikap, tutur kata, dan prilakunya memancarkan sifat-sifat Tuhan yang dapat memberikan cahaya kehidupan bagi manusia".
BalasHapus