Ki Brojo Blog: "PUSAKA LELUHUR"

Sobat bloger, begitu banyak leluhur kita meninggalkan warisan budaya sebagai solusi mengatasi berbagai macam persoalan hidup di marcapada berupa pusaka aji, mantera-matera untuk pengobatan,kadigjayaan,dan ajaran kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sobat, mari kita lestarikan bersama budaya leluhur bangsa yang adi luhung itu, dan Salam Seni Budaya!

Kamis, 01 Januari 2015

"OJO DUMEH!": DUA BUAH PUISI KEJAWEN SLAMET PRIYADI

"OJO DUMEH!": DUA BUAH PUISI KEJAWEN SLAMET PRIYADI: Slamet Priyadi DI SAAT MALAM TAHUN BARU 2015 Karya: Slamet Priyadi Saat sendiri mesu diri dalam kamar tak bercahaya Aku co...
Diposting oleh Ki Slamet 42 di 1/01/2015 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: PUISI
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Langganan: Postingan (Atom)
Powered By Blogger

Ki Brojo Blog: "PUSAKA LELUHUR"

Ki Brojo Blog: "PUSAKA LELUHUR"
aryogeledek@gmail.com

Lencana Facebook

Karya Sastra dan Seni Nusantara

Promosikan Halaman Anda Juga

Lencana Facebook

Slamet Priyadi

Buat Lencana Anda

Lencana Facebook

Denmas Priyadi

Buat Lencana Anda

Lencana Facebook

Priyadi Slamet

Buat Lencana Anda

Daftar Blog Saya

  • Nasional
    Menginap di Hotel Waringin Hospitality Group Bisa Dapat Chery Tiggo, Catat Caranya - *JPNN.com* - Waringin Hospitality Hotel Group (WHHG) berkolaborasi dengan Chery Indonesia meluncurkan program undian paling spektakuler tahun ini berhadiah...
    31 menit yang lalu
  • Wayang Prabu
    Budidaya Ikan Air Tawar Skala Rumahan, Bisa Banget! - Mau punya usaha sampingan yang bisa dikerjakan di rumah? Budidaya ikan air tawar skala rumahan […] The post Budidaya Ikan Air Tawar Skala Rumahan, Bisa B...
    1 bulan yang lalu
  • Layanan RSS Republika Online
    Ikadi Siap Gelar Rakornas dan Ikadi Award - JAKARTA -- Dalam Rangka menjawab berbagai masalah umat bangsa dan tantangan dakwah masa kini, Ikatan Dai Indonesia (IKADI) akan menyelenggarakan Rapat Ko...
    5 tahun yang lalu
  • GURU SMAN 42 JAKARTA MENULIS
    Sumaryo L.E.: "KOMPONIS, PEMAIN MUSIK DAN PUBLIK" - *Blog Ki Slamet 42: Guru SMAN 42 Jakarta Menulis* *Minggu, 01 Febuari 2020 - 05.50 WIB* *[image: Image "Cover Buku Komponis, Pemain Musik dan Publik" (Fot...
    5 tahun yang lalu
  • Sita Blog: "NUSANTARAKU"
    Blog Sita: "SASTRA NUSANTARA": ARJUNA DALAM EPOS MAHABHARATA 4 BY Sri Guritno - P... - Blog Sita: "SASTRA NUSANTARA": ARJUNA DALAM EPOS MAHABHARATA 4 BY Sri Guritno - P...: Blog Sta : "Sastra Nusantara" Jumat, 28 Febuari 2020-08.45 WIB Arju...
    5 tahun yang lalu
  • Sita Blog: "NINA BOBO"
    Blog Sita: "SASTRA NUSANTARA": ARJUNA DALAM EPOS MAHABHARATA 4 BY Sri Guritno - P... - Blog Sita: "SASTRA NUSANTARA": ARJUNA DALAM EPOS MAHABHARATA 4 BY Sri Guritno - P...: Blog Sta : "Sastra Nusantara" Jumat, 28 Febuari 2020-08.45 WIB Arju...
    5 tahun yang lalu
  • Blog Sita: "SASTRA NUSANTARA"
    ARJUNA DALAM EPOS MAHABHARATA 4 BY Sri Guritno - Purnomo Soimun HP - *Blog Sta : "Sastra Nusantara"* *Jumat, 28 Febuari 2020-08.45 WIB* * Arjuna * * Kresna * *H. **MEMBAKAR HUTAN KANDAWA* *Sita* Pada suatu har...
    5 tahun yang lalu
  • Denmas Priyadi Blog: WAYANG ISLAMI
    ARJUNA DALAM EPOS MAHABHARATA 5 By Sri Guritno - Purnomo Soimun HP - *Blog Ki Slamet 42: Wayang Islami* *Rabu, 19 Febuari 2020-14.52 WIB* * Wayag kulit Arjuna * *F. **ARJUNA MENGHUKUM DIRI* * Ki Slamet 42 * Diceritakan set...
    5 tahun yang lalu
  • MGMP SENI BUDAYA SMAN 42 JAKARTA
    "GURU SMPIT ISLAMIC BOARDING SCHOOL PESANTREN ANNUR CIMANDE MENULIS": The Liang Gie: "FISAFAT KEINDAHAN 9" ESTETIK MATEM... - "GURU SMPIT ISLAMIC BOARDING SCHOOL PESANTREN ANNUR CIMANDE MENULIS": The Liang Gie: "FISAFAT KEINDAHAN 9" ESTETIK MATEM...: Blog Ki Slamet 42: Guru SMPIT ...
    5 tahun yang lalu
  • "POLEKSOSBUDA"
    "GURU SMPIT ISLAMIC BOARDING SCHOOL PESANTREN ANNUR CIMANDE MENULIS": The Liang Gie: FILSAFAT KEINDAHAN 8" ( FILSAFAT SE... - "GURU SMPIT ISLAMIC BOARDING SCHOOL PESANTREN ANNUR CIMANDE MENULIS": The Liang Gie: FILSAFAT KEINDAHAN 8" ( FILSAFAT SE...: Blog Ki Slamet 42 : Guru SMPIT...
    5 tahun yang lalu
  • "KARYA SENI BUDAYA NUSANTARA"
    Blog Denmas Priyadi: WAYANG ISLAMI: Nikmah Sunardjo,dkk: HIKAYAT PURASARA 5 - Blog Denmas Priyadi: WAYANG ISLAMI: Nikmah Sunardjo,dkk: HIKAYAT PURASARA 5: Blog Ki Slamet 42: Wayang Islami Senin,13 Januari 2020 - 05.21 WIB Wayang Ku...
    5 tahun yang lalu
  • KITA SEMUA WAYANG
    Prof.Dr.Sutjipto Wirjo Suparto: KAKAWIN BHARATAYUDA Pupuh LII (9-13) - *Blog Ki Slamet 42: Kita Semua Wayang* *Senin, 23 Desember 2019 - 05.07 WIB * * Wayang Orang (Keluarga Pandawa) * *“KAKAWIN BHARATAYUDA PUPUH LII (9–13)”*...
    5 tahun yang lalu
  • "FORUM GURU SENI BUDAYA"
    Albert Camus : "SENI DAN PEMBERONTAKAN" I - *Guru SMPIT Annur Cimande Menulis* *Jumat, 10 Agustus 2018 - 09:51 WIB* *Albert Camus :* * SENI DAN PEMBERONTAKAN I * * Seni, seperti pemb...
    6 tahun yang lalu
  • BLOG: "INILAH KARYAKU"
    "AWANG-AWANG TANPA LAWANG" Karya ki Slamet - *Ki Slamet Blog - Inilah Karyaku* *Selasa, 05 Juni 2018 - 02:53 WIB* *“AWANG-AWANG TANPA LAWANG”* * Karya : Ki Slamet 42 * * Saat tubuh rapuh tak bis...
    7 tahun yang lalu
  • "UNGKAPAN KASIH"
    DOSA ASAL : KETURUNTEMURUNAN LAWAN LINGKUNGAN By Hugh Jolly - *Blog Ki Slamet 42 : Ungkapan kasih* *Kamis, 09 Juni 2016 - 06:17 WIB* *Kalila* PERNAH penulis dimintai pendapat mengenai dua orang anak belasan tahun – ...
    9 tahun yang lalu
  • SUARA MERDEKA CYBERNEWS - Semata-mata Fakta
    Aktivitas Pembelian di Loket Stasiun Dikurangi - BANDUNG, suaramerdeka.com - Meski pengurangan loket tak jadi dilakukan, PT Kereta Api Indonesia (KAI) berupaya mengurangi aktivitas pembelian tiket melalui…
    9 tahun yang lalu
  • Blog Sita: "BANJARAN KASIH"
    KAU BUAT AKU GEREGETAN KARYA KI SLAMET 42 - *Blog Sita : "Banjaran Kasih"* *Senin, 06 Juni 2016 - 11:25 WIB* *“KAU BUAT AKU GEREGETAN”* Karya : Ki Slamet 42 Kemayumu itu, bikin aku jadi gerege...
    9 tahun yang lalu
  • Rosita Blog: "KELUARGA KITA"
    Rhoma Irama: Penampilan Artis Dangdut Harus Rekomendasi PAMMI - *Rhoma Irama in action* JUMAT, 25 JANUARI 2013 - 09:26 WIB - KAPANLAGI.COM - Aksi pornografi dan pornoaksi menjadi momok bagi masyarakat, salah satu media...
    12 tahun yang lalu
  • WARISAN ADILUHUNG
    SULUK SUNAN BONANG - /* Style Definitions */
    13 tahun yang lalu
  • NusaDwipa
    KEPERCAYAAN/KETUHANAN - Pitudúh : # 1 Pangéran Kang Måhå Kuwåså (Gusti Allah, Tuhan) iku siji, angliputi ing ngêndi papan, langgêng, síng nganakaké jagad iki saisiné, dadi sêsêmba...
    16 tahun yang lalu
  • KutaiKartanegara.com - Portal-nya Kutai Kartanegara
    -
  • Berita Utama | Nasional
    -
  • Ki Brojo Blog: "PUSAKA LELUHUR"
    -
  • KOMPAS.com
    -

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Wikipedia

Hasil penelusuran

Powered By Blogger

Pilih Bahasa Anda

Ki Brojo: PUSAKA LELUHUR

Ki Brojo: PUSAKA LELUHUR
PESAN PEJUANG Oleh Ki Brojo – Sabtu, 10 Nov. 2012 : Telah aku wariskan Sang Saka Merah putih pusaka bangsa Dari medan laga darah pun telah tertumpah Korbankan nyawa Ikhlas dan rela Telah aku wariskan Sang Rajawali Garuda perkasa nan perwira Dari medan juang Jiwa pun telah perlaya Korbankan jiwa Demi bangsa merdeka Wahai kaum muda pewaris bangsa Jaga, jagalah dan camkanlah Janganlah sampai Pusaka bangsa sirna Luka, robek, pecah terkoyak Penuh luka dan mati Dan, Pancasila jadikanlah Pemersatu bangsamu Bangsa Indonesia Yang harus tetap lestari nan jaya Di persada bumi Nusantara ( SABTU, 10 NOVEMBER 2012 – S. Priyadi )

Profil Slamet Priyadi

Ki Slamet 42
Lihat profil lengkapku

Pengikut

Total Tayangan Halaman

Label

  • AJARAN (4)
  • Debus (1)
  • Dokumen (1)
  • Garuda Kencana Sakti (4)
  • Kejawen (4)
  • Konsentrasi (1)
  • Makam kuno (2)
  • MAKANAN SEHAT (1)
  • Mantra Aji (25)
  • Obat Tradisional (17)
  • Obyek Wisata (1)
  • Padepokan Tajul Muluk (1)
  • Pendidikan seni (1)
  • Pengobatan Alternatif (1)
  • PUASA KADIGJAYAAN (1)
  • PUISI (2)
  • Resensi Buku (2)
  • SABDA LELUHUR (1)
  • SASTRA WAYANG (1)
  • Sejarah (1)
  • SEKS (3)
  • Sosok Tokoh (4)
  • TIPS (1)
  • Tradisi Jamasan (1)
  • WAYANG (2)

5 ENTRY TERBARU

Memuat...

Twitter Slamet @MasLuano135

Tweet oleh @MasLuano135

FEEDJIT VISITOR

Arsip Blog

  • ►  2019 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2018 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2017 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2016 (2)
    • ►  Maret (2)
  • ▼  2015 (2)
    • ►  Juli (1)
    • ▼  Januari (1)
      • "OJO DUMEH!": DUA BUAH PUISI KEJAWEN SLAMET PRIYADI
  • ►  2014 (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Maret (4)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (1)
  • ►  2011 (50)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (21)

Entri Populer

  • “ILMU MACAN PUTIH” Oleh Ki Wongso Panji Indrajit
    Ki Brojolametan JUMAT, 16 NOV. 2012 – PUSAKA LELUHUR: Ilmu macan putih adalah sejenis ilmu kawibawaan. Orang yang memiliki ilmu...
  • Kumpulan Mantra Pengasihan Warisan Leluhur
    Denmas Priyadi Blog | Sabtu, 30 Maret 2013 | 09:41 WIB Denmas Priyadi KUMPULAN Mantra Pengasihan berikut ini adalah mantra penga...
  • ASAL NAMA MAS KAREBET (JOKO TINGKIR) Diceritakan oleh Sita
    JUMAT, 19 OKT. 2012 - SITA BLOK : Sultan Pajang yang bernama Hadi Wijaya. Di masa muda dikenal dengan nama Joko Tingkir karena berasal...
  • TINJAUAN BUKU “KAMA SUTRA” Oleh Ki Brojolametan
    JUDUL BUKU        :      KAMA SUTRA ASLI DARI WATSYAYANA PENULIS                 :      I WAYAN MASWINARA PENERBIT          ...
  • Ki Wongso Panji Indrajit: "Aji Gembala Geni"
    Pusaka leluhur – Sabtu, 04 Januari 2014 – 09:41 WIB Image (Foto: SP091257) Aji Gembala Geni berfungsi untuk melenyapka atau...
  • Tinjauan Buku: RAHASIA KEKUATAN SEXUIL "TANTRA" Oleh Ki Brojolametan
    Judul Buku : Rahasia Kekuatan Sexuil (“TANTRA”)  Penulis : Arvin & Shanta Kale Gubahan : Dody Oskandar Penerbit : Walsy (Penerbi...
  • POSISI SEX ZAMAN PURBA
    Berdasarkan penemuan relik-relik jenis barang-barang purba dari china kuno berikut diketahui bahwa ternyata 7 gaya dan posisi s...
  • Ki Brojo: “Kumpulan Mantra Pengasihan Warisan leluhur 2”
    Slamet Priyadi Blog│Selasa, 02 Juli 2013│18:55 WIB   Ki Brojolametan Kumpulan mantra pengasihan yang saya tulis berikut ini ...
  • AGAR VAGINA SEMPIT DAN PERET by Slamet Priyadi
    Buah Pinang KAMIS, 3 NOVEMBER 2011 – DENMAS PRIYASI BLOG – Pusat aktifitas seks dari wanita adalah vagina.  Untuk itu agar hubungan sua...
  • Syeh Siti Jenar Versi Negara Kertabumi
    Jumat, 17 Agustus 2012-Denmas Priyadi Blog:  Cerita eksekusi Syeh Siti Jenar versi Serat Negara Kertabumi berbeda dengan ...

Cari Blog Ini

Atma Akaca (Pikiran Langit)

SERAT WEDHATAMA "PANGKUR"

MINGGU, 23 SEPT. 2012 - DENMAS PRIYADI BLOG : Dalam kata lain Wedhatama bermakna, menemukan kehidupan yang sejati, lebih memahami diri sendiri, manunggaling kawula-Gusti, dan mendapat anugrah Tuhan untuk melihat rahasia kegaiban (meminjam istilah Gus Dur; dapat mengintip rahasia langit). Serat yang berisi ajaran tentang budi pekerti atau akhlak mulia, digubah dalam bentuk tembang agar mudah diingat dan lebih “membumi”. Sebab sebaik apapun ajaran itu tidak akan bermanfaat apa-apa, apabila hanya tersimpan di dalam “menara gadhing” yang megah. SERAT WEDHATAMA PANGKUR : 1. Mingkar mingkuring angkara, Akarana karanan mardi siwi, Sinawung resmining kidung, Sinuba sinukarta, Mrih kretarta pakartining ngelmu luhung Kang tumrap neng tanah Jawa, Agama ageming aji. (Meredam nafsu angkara dalam diri, Hendak berkenan mendidik putra-putri Tersirat dalam indahnya tembang, dihias penuh variasi, agar menjiwai hakekat ilmu luhur, yang berlangsung di tanah Jawa (nusantara) agama sebagai “pakaian” kehidupan.) 2. Jinejer neng Wedatama Mrih tan kemba kembenganing pambudi Mangka nadyan tuwa pikun Yen tan mikani rasa, yekti sepi asepa lir sepah, samun, Samangsane pasamuan Gonyak ganyuk nglilingsemi. (Disajikan dalam serat Wedhatama, agar jangan miskin pengetahuan walaupun sudah tua pikun jika tidak memahami rasa sejati (batin) niscaya kosong tiada berguna bagai ampas, percuma sia-sia, di dalam setiap pertemuan sering bertindak ceroboh memalukan.) 3 Nggugu karsaning priyangga, Nora nganggo peparah lamun angling, Lumuh ing ngaran balilu, Uger guru aleman, Nanging janma ingkang wus waspadeng semu Sinamun ing samudana, Sesadon ingadu manis. (Mengikuti kemauan sendiri, Bila berkata tanpa dipertimbangkan (asal bunyi), Namun tak mau dianggap bodoh, Selalu berharap dipuji-puji. (sebaliknya) Ciri orang yang sudah memahami (ilmu sejati) tak bisa ditebak berwatak rendah hati, selalu berprasangka baik.) budayaleluhur.blogspot.com

SEMBILAN POKOK AJARAN SYEKH SITI JENNAR
Oleh: Ir. Achmad Chodjim, MM

Tema seminar/sarasehan budaya hari ini adalah agama ageming aji, yaitu agama sebagai nilai-nilai luhur yang menjadi landasan hidup bangsa Indonesia, sesuai dengan sila pertama pada Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa. Agama dalam bingkai ageming aji bukanlah agama dalam arti golongan atau agama sebagai organisasi (organized religion), tetapi agama sebagai basis moralitas dan perilaku manusia. Agama dalam arti ini pernah menjadi polemik dan perang wacana di Kepulauan Nusantara –karena Indonesia belum lahir– dan tepatnya di P. Jawa pada pertengahan abad ke-15 hingga pertengahan abad ke-16. Tokoh sentral dalam polemik dan perang wacana pada masa itu adalah Syekh Siti Jenar atau dikenal dengan nama Syekh Lemah Abang. Dia seorang guru dan pelaku spiritual yang mengajarkan agama sebagai jalan hidup dan bukan sebagai kepercayaan. Meskipun Syekh seorang muslim, tetapi ajarannya menarik berbagai pemeluk agama dan kepercayaan yang ada waktu itu. Mereka yang belajar dan menjadi murid Syekh berasal dari berbagai kalangan, baik kalangan elite –yaitu para adipati– maupun rakyat biasa. Mereka berasal dari pemeluk Hindu, Biddha, Syiwa-Buddha, Islam, dan pemeluk kepercayaan yang berkembang di Jawa waktu itu. Apa yang diajarkan oleh Syekh Siti Jenar sehingga daya tarik ajarannya luar biasa dan menyebabkan penguasa Kesultanan Demak Bintara kegerahan waktu itu? Yang diajarkan sebenarnya bukanlah hal yang asing bagi mereka yang hidup di Kep. Nusantara waktu itu. Yang diajarkan adalah paham MKG (Manunggaling Kawula Gusti), yaitu satunya hamba dengan Tuhan. Paham ini sudah ada di agama Hindu dan Buddha yang sebelum berdirinya Kesultanan Demak, dipeluk oleh mayoritas penduduk Nusantara. Paham ini diikuti oleh kalangan sufi dalam agama Islam. Bahkan, mereka yang dikenal sebagai anggota Walisanga juga berpaham MKG. Padahal, berdasarkan sejarah Walisanga yang bergelar sunan itu adalah pendukung dan penasehat Sultan Demak di zaman itu. Meskipun Walisanga dan Syekh Siti Jenar sepaham, tetapi pada tataran implementasinya dalam kehidupan berbeda. Bagi Siti Jenar, MKG merupakan landasan, jalan dan alat untuk menjadikan manusia merdeka sejati. MKG menggerakkan manusia untuk menjadi dirinya sendiri, menjadikan manusia yang memiliki kepribadian. Inilah inti dari MKG yang diajarkan oleh Syekh Siti Jenar. Tentu pikiran semacam ini melompat terlalu jauh ke depan pada zamannya. Jangankan pada masa 500 tahun yang lalu, dewasa ini saja sebagian besar orang tidak hidup sebagai pribadi, tetapi hidup berdasarkan pikiran orang lain.i Sedangkan MKG yang diajarkan oleh Walisanga lebih bersifat teoritis, dan tidak memberikan implikasi nyata dalam kehidupan masyarakat. Ajaran MKG Siti Jenar mendobrak feodalisme yang tumbuh subur pada masa itu, sedangkan Walisanga justru melanggengkan sistem feodalisme. Syekh membangkitkan kesetaraan antara kawula (rakyat) dengan rajanya (Gusti). Walisanga melestarkan sistem rakyat menyembah raja. Syekh membebaskan orang dari belenggu ketakhayulan dan pikiran picik, sedangkan Walisanga malah menjadikan agama dan kepercayaan sebagai alat kekuasaan. Puncak pertarungan paham berakhir ketika Sultan Patah memerintahkan Walisanga untuk menghentikan kegiatan mengajar Syekh dan pengikutnya dihancurkan. Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, kata peribahasa. Ajaran Syekh Siti Jenar dipadamkan –meski demikian, ajaran SSJ tetap berjalan dan disampaikan secara sembunyi-sembunyi. Rakyat patuh kepada raja secara pasif, sedangkan kalangan elite berebut kekuasaan. Akibatnya, umur kerajaan tak ada yang panjang, Demak jatuh disusul dengan berdirinya Pajang, dan dalam satu generasi saja Pajang hilang dan muncul Mataram. Karena rakyat bodoh dan elite kerajaan berebut kekuasaan, maka Mataram hanya dalam kurun waktu 50 tahun berdiri sudah goyah karena adanya infiltrasi VOC, yang akhirnya Mataram menjadi negara taklukan VOC. Hal ini saya sampaikan dalam seminar/sarasehan ini agar dapat menjadi pelajaran bagi bangsa Indonesia. Dengan memperhatikan kembali ajaran Syekh Siti Jenar kita akan dididik untuk menjadi manusia merdeka, sehingga siap untuk menahan gangguan dan ancaman asing agar bangsa Indonesia tidak terus-menerus terjajah oleh negara lain dalam segala bentuknya.

Sembilan Ajaran Pokok Syekh Siti Jenar

Sebagaimana dituturkan di atas, manusia hidup di atas bangunan opini atau pendapat orang lain. Pada umumnya manusia tidak mengetahui hakikat hidupnya sendiri, dan tidak mengetahui dengan pasti apa yang akan terjadi pada dirinya. Pikiran sebagian besar orang merupakan pendapat orang lain, sehingga kita berbicara menggunakan bahasa orang lain. Mereka yang berpengaruhlah yang telah menanamkan pengaruhnya yang berupa bahasa, perilaku, pendapat, dan sebagainya untuk membangun identitas tunggal. Kierkegaard –seorang filosof Barat– yang menyatakan bahwa sekelompok besar orang selalu menghilangkan identitas pribadi. Oleh karena itu, sebagian besar orang yang beragama (memeluk agama resmi) biasa melakukan ritual dan menjalankan apa yang biasa dilakukan atau diharapkan oleh orang lain, tanpa penghayatan pribadi apa yang dilakukankannya. Kebanyakan orang hidup dalam kedangkalan dan formalisme kosong, dan demikianlah yang terjadi sehingga seluruh generasi terjebak dipinggiran akal budi yang berlumpur. Inilah yang menyebabkan roda kemajuan berhenti berputar.[i] Pendapat sebagai hasil olah pikir manusia berkembang terus, dan bila pemikiran seseorang, suatu golongan atau bangsa mandek, maka ia akan terlindas oleh perubahan yang terjadi di dunia ini. Bangsa yang pemikirannya terlindas atau tertinggal akan menemui banyak masalah dalam hidupnya, dan kenyataan itu bisa kita saksikan dewasa ini. Perhatikanlah apa yang terjadi pada negara-negara tidak maju atau sedang berkembang! Kemiskinan, kebodohan, mutu kesehatan yang rendah, serta rusaknya lingkungan hidup merupakan bukti mandeknya pemikiran. Tanpa berpikir manusia tidaklah sama dengan hewan, tetapi malah lebih buruk daripada kehidupan hewan. Bila hewan lapar, maka secara naluri akan tertuntun menuju sumber makanan, tetapi tanpa berpikir untuk mencari makan manusia akan mengalami kematian. Oleh karena itu, manusia berandai-andai, dan perlu berasumsi. Manusia berusaha menggunakan akal-pikirannya untuk menciptakan nilai tambah pada segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Berbagai benda diberi nilai atau “aji” sesuai dengan tingkat kelangkaannya. Pendapat apabila sudah diterima oleh suatu kelompok orang maka akan menjadi kebenaran bagi kelompok itu. Meskipun kitab-kitab suci dalam berbagai agama dikategorikan sebagai wahyu dan bukan pendapat, tetapi dalam implementasinya tetap menggunakan olah pikir alias pendapat. Dan, pendapat tentunya dimaksudkan untuk menyamankan, memudahkan, dan menimbulkan kesejahteraan umat. Itulah pendapat yang diperlukan! Jadi, bukan kebenaran hakiki atau kebenaran harfiah suatu pendapat yang perlu diperhatikan. Yang perlu diperhatikan adalah apakah pendapat itu bisa digunakan untuk menimbulkan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi umat manusia, minimal bagi mereka yang meyakini pendapat itu. Dan, yang perlu kita tolak adalah pendapat yang menimbulkan kezaliman, kesengsaraan dan kriminalitas bagi manusia.

Ajaran pokok yang pertama dari Syekh Siti Jenar adalah tidak mengabsolutkan pendapat. Pendapat boleh diperdebatkan, akan tetapi pendapat tidak untuk melindas pendapat orang lain. Munculnya berbagai mazhab dalam berbagai agama di dunia membuktikan bahwa ajaran agama pasca pendirinya sebenarnya merupakan pendapat yang dikembangkan dari ajaran asal agama itu. Jadi, kebenaran pendapat adalah kebenaran yang dibangun atas akseptabilitas masyarakat atau komunitas tempat pendapat itu berkembang.

Ajaran pokok yang kedua adalah menjadi manusia hakiki, yaitu manusia yang merupakan perwujudan dari hak, kemandirian, dan kodrat.
Hak. Kebanyakan kita berpendapat bahwa kita harus mendahulukan kewajiban daripada hak. Perhatikanlah para pejabat kita selalu menuntut rakyat untuk menjalankan kewajibannya dulu sebelum mendapatkan haknya. Warga dituntut membayar pajak, mematuhi undang-undang dan peraturan yang ditentukan oleh para elite politik, dan melaksanakan berbagai macam kepatuhan. Menurut Syekh Siti Jenar, harus ada hak hidup lebih dulu. Inilah kebenaran! Tak ada kewajiban apa pun yang bisa diberikan kepada seorang bayi yang baru dilahirkan. Oleh karena itu, begitu seorang bayi manusia dilahirkan semua hak-haknya sebagai manusia harus dipenuhi terlebih dahulu. Tidak peduli ia dilahirkan di keluarga kaya atau miskin, hak memperoleh pengasuhan, perawatan, penjagaan, perlindungan, dan mendapatkan pendidikan harus dipenuhi. Hak-hak tersebut dipenuhi agar ia menjadi manusia yang dapat menjalankan kewajibannya sebagai anggota keluarga, masyarakat, dan negara. Dengan cara itu akhirnya ia menjadi manusia hakiki, manusia sebenarnya yang dapat berkiprah dalam kehidupan nyata, baik sebagai pribadi maupun warga sebuah negara. Salah satu unsur untuk menjadi manusia yang hidup merdeka terpenuhi. Kemandirian. Pemenuhan hak dan kewajiban barulah tahap awal untuk menjadi manusia hakiki. Tahap berikutnya adalah mendidik, mengajar, dan melatihnya agar bisa menjadi manusia yang hidup mandiri. Ia harus diarahkan agar mampu hidup yang tidak tergantung pada orang lain. Dengan demikian, kehidupan mandiri akan tercapai bila terjadi kesalingtergantunga n antar anggota masyarakat dan sekaligus kemerdekaan (interdependence and independence) Perhatikanlah keadaan ekonomi masyarakat Indonesia sekarang ini. Kita amat sangat tergantung pada bantuan atau hutang luar negeri. Negara yang dilimpahi kekayaan alam yang luar biasa ini justru dihisap oleh negara-negara maju di dunia ini. Setiap bayi yang dilahirkan yang seharusnya merupakan aset negara, ternyata tumbuh menjadi manusia-manusia pencari kerja dan bahkan menjadi beban negara. Hal ini disebabkan terjadinya manusia-manusia yang tergantung pada orang lain. Hubungan yang terjadi adalah hubungan orang-orang lemah dengan orang-orang kuat. Yang lemah merasa sangat memerlukan yang kuat, sedangkan yang kuat berbuat tidak semena-mena terhadap mereka yang lemah. Akibat dari keadaan tersebut tambah tahun pengangguran akan semakin bertambah besar. Yang menjadi gantungan relatif tetap, sedangkan yang menggatungkan diri bertambah banyak. Terjadi relasi yang tidak seimbang, sehingga kehidupan masyarakat menjadi rawan.
Kodrat. Inilah unsur berikutnya yang menopang asas hak dan kemandirian dalam kehidupan masyarakat. Kodrat pada manusia merupakan kuasa pribadi. Kodrat tidak didapat dari luar diri. Dengan demikian kodrat tidak berasal dari pelatihan dan pendididikan. Tetapi kodrat harus diberikan ruang yang kondusif agar suatu bentuk kemampuan khusus yang dianugerahkan pada setiap orang bisa terwujud. Dalam hal ini, pelatihan akan meningkatkan kualitas kodrat yang dimiliki seseorang. Dalam psikologi kodrat dapat dikatakan hampir sama dengan talenta. Bila seseorang tidak diberikan kesempatan untuk dapat mengaktualisasikan dirinya, maka kodratnya kemungkinan besar tak akan terwujud. Padahal, kodrat yang ada pada diri seseorang itulah yang bisa menjadi sarana untuk memperoleh keuntungan bagi dirinya. Bila setiap orang bisa mewujudkan kodratnya, maka akan terwujud hubungan yang saling memberikan dan sekaligus saling membutuhkan. Setiap orang akan memiliki nilai tawar bagi orang lain. Harmonisasi dan ikatan antar warga negara akan menguat bila sebagian besar penduduknya bisa mewujudkan ketiga unsur manusia hakiki tersebut. Keragaman masyarakat pun kecil dan kesenjangan ekonomi dapat dinihilkan. Akhirnya jati diri manusia akan muncul dengan sendirinya, dan kita akan menjadi bangsa yang kokoh dan tidak mudah diprovokasi.

Ajaran pokok Syekh yang ketiga adalah hubungan antara satu orang dengan orang lain merupakan hubungan kodrat dan iradat. Hubungan satu orang dengan orang lain bagaikan hubungan kerja dalam satu tim, sehinga tidak terjadi hubungan posisi yang memerintah dan yang diperintah. Tak ada hubungan kekuasaan. Antara manusia yang satu dengan yang lain terikat oleh kodrat dan iradatnya, sehingga seperti hubungan sel yang yang satu dengan sel lainnya dalam satu tubuh, dan hubungan organ yang satu dengan organ lainnya dalam satu tubuh. Kalau kita amati cara kerja organ-organ dalam tubuh manusia, maka kita akan ketahui bahwa masing-masing organ –seperti otak, penglihatan, penciuman, pendengaran, paru-paru, jantung, hati, ginjal, usus, dan lain-lain– akan bekerja sama, dan masing-masing menjalankan peranannya. Seharusnya kehidupan masyarakat manusia juga demikian. Dengan mewujudkan masyarakat yang berupa kumpulan manusia-manusia hakiki, masing-masing orang atau kelompok menjalankan fungsinya dengan benar, maka akan terbentuk kehidupan yang sehat dan tidak terjadi penghisapan antara orang yang satu terhadap orang lainnya. Inilah kehidupan dunia yang didambakan oleh Syekh Siti Jenar, yang justru sekarang tumbuh dan berkembang di negara maju.

Ajaran pokok yang keempat : segala sesuatu di alam semesta ini adalah satu dan hidup. Dalam salah satu pupuhnya disebutkan bahwa bumi, angkasa, samudra, gunung dan seisinya, semua yang tumbuh di dunia, angin yang tersebar di mana-mana, matahari dan rembulan, semuanya merupakan keadaan hidup. Jadi, semua yang ada merupakan wujud kehidupan. Menurut Syekh Siti Jenar yang dinamakan makhluk hidup adalah kehidupan yang terperangkap dalam alam kematian. Zat mati tak akan dapat menimbulkan kehidupan, sedangkan zat hidup tak akan tersentuh kematian. Tuhan disebut zat yang mahahidup karena Dia eksis karena Diri-Nya sendiri. Kekuatan hidup-Nya mengalir dalam alam kematian sehingga muncul sebagai makhluk hidup. Sekarang bandingkan dengan tulisan-tulisan dari Barat dewasa ini, akan kita temukan pernyataan mereka bahwa semuanya satu, semuanya hidup. Dengan demikian, pandangan Syekh Siti Jenar luar biasa. Banyak pandangannya yang justru bersesuaian dengan pandangan kaum teosofi maupun para spiritualis dari Barat. Bila kita menyadari bahwa lingkungan kita adalah keadaan yang hidup, maka tentu kita akan memperlakukan lingkungan kita dengan sebaik-baiknya karena kita dan lingkungan kita sebenarnya satu dan sama-sama sebagai keadaan yang hidup. Bila kita menyadari tentu kita akan berhati-hati dalam memperlakukan lingkungan kita.

Ajaran pokok yang kelima: pemahaman tentang ilmu sejati. Dikisahkan dalam Serat Siti Jenar yang ditulis oleh Aryawijaya: Sejati jatining ngèlmu, lungguhé cipta pribadi, pustining pangèstinira, gineleng dadya sawiji, wijanging ngèlmu dyatmika, nèng kahanan eneng ening. Hakikat ilmu sejati itu terletak pada cipta pribadi, maksud dan tujuannya disatukan adanya, lahirnya ilmu unggul dalam keadaan sunyi dan jernih. Menurut Syekh Siti Jenar manusia haruslah kreatif karena manusia telah diberi anugerah oleh Yang Mahakuasa untuk dapat mengaktualisasikan ilmunya yang berasal dari dalam dirinya sendiri. Jadi, ilmu sejati bukanlah ilmu yang kita terima dari orang lain. Yang kita dapatkan melalui indra, pengajaran dari orang lain, itu hanyalah refleksi ilmu. Dan, ternyata sejak abad ke-20 pemahaman bahwa ilmu lahir dari kedalaman batin telah menjadi pemahaman yang universal. Itulah sebabnya orang-orang Barat tekun dalam melakukan perenungan dan pengkajian terhadap tanda-tanda di alam semesta. Jadi, harus ada suasana kondusif bagi orang-orang yang mendalami ilmu pengetahuan. Suasana kondusif bagi ilmuwan adalah iklim kerja yang membuat ilmuwan tersebut dapat bekerja dengan tenang, nyaman, dan bebas dari berbagai penyebab kekalutan dan kesulitan. Dan, tentunya hak-hak untuk dapat menjadi ilmuwan sejati haruslah dipenuhi. Ingat, setiap orang telah diberi potensi dan talenta yang disebut kodrat. Dan, bagi mereka yang memiliki kodrat untuk menjadi ilmuwan harus disediakan iklim kerja yang kondusif sehingga bisa menghasilkan hal-hal yang dibutuhkan manusia.

Ajaran pokok yang keenam: umumnya orang hidup saling membohongi. Banyak hal yang sebenarnya kita sendiri tidak tahu, tapi kita menyampaikannya juga kepada teman-teman kita. Hal ini banyak sekali terjadi dalam ajaran agama. Banyak orang yang sekadar hafal dalil, tetapi sebenarnya dia tidak mengetahui apa yang dimaksud oleh dalil itu. Akhirnya pemahaman yang keliru itu menyebar dan terbentuklah opini yang salah. Masyarakat yang dipenuhi dengan pemahaman dan opini yang salah sama dengan masyarakat yang dipenuhi sampah. Masyarakat demikian pasti rawan terhadap serangan penyakit. Oleh karena itu, masyarakat harus dibebaskan dari berbagai macam kebohongan. Masyarakat harus diajar dan dididik untuk memahami segala sesuatu seperti apa adanya. Agar tidak hidup saling membohongi manusia harus kembali mengenal dirinya. Setiap orang harus dididik untuk menyadari perannya dalam hidup ini. Para cerdik cendekia harus mengerti fungsinya di dunia. Orang harus diajar untuk bisa mengerti dunia ini sebagaimana adanya. Agama harus diajarkan sebagai jalan hidup dan bukan alat untuk meraih kekuasaan. Oleh karena itu, keimanan harus diajarkan dengan benar dan bukan sekadar diajarkan sebagai kepercayaan. Iman harus diajarkan sebagai penghayatan, pengalaman, dan pengamalan kebenaran. Ayat-ayat kitab suci harus dipahami berdasarkan kenyataan, dan tidak diindoktrinasikan serta diajarkan secara harfiah sesuai dengan asal kitab suci tersebut. Agama harus diajarkan secara arif dan bisa dibumikan, tidak terus menggantung di langit. Agama harus diterjemahkan dalam bentuk yang dapat dipahami dan dipraktikkan oleh masyarakat penerimanya.

Ajaran pokok yang ketujuh: nama Tuhan diberikan oleh manusia. Lima ratus tahun yang lalu Syekh telah menyatakan dengan tegas bahwa manusialah yang memberikan nama pada Tuhan. Oleh karena itu, nama bagi Tuhan bermacam-macam sesuai dengan bahasa dan bangsa yang menamai-Nya. Dan, perlu diketahui bahwa Tuhan sendiri sebenarnya tidak perlu nama, karena Dia hanya satu adanya. Sesuatu diberi nama karena untuk membedakan dengan sesuatu lainnya. Nama diberikan agar kita tidak keliru tunjuk atau salah sebut. Bagi Syekh Siti Jenar, apapun sebutan yang diberikan kepada-Nya haruslah sebutan yang terpuji, yang baik, yang pantas. Bahkan dalam Alquran dinyatakan dengan tegas pada Q. 7:180 bahwa manusia diperintah untuk memohon kepada-Nya dengan nama-nama baik-Nya, atau al-asmâ-u l-husnâ. Dan, pada Q.17:110 dinyatakan bahwa Dia dapat diseru dengan nama Allah, Ar Rahman, atau dengan nama-nama baik-Nya yang lain. Sungguh, sangat mengherankan bila di zaman sekarang ini kita berebut nama Tuhan. Secara teoritis umat Islam dididik untuk meyakini bahwa Tuhan itu Yang Maha Esa. Tetapi, dalam kenyataannya sebagian orang Islam –seperti yang terjadi di Malaysia – malah meminta orang yang beragama lain untuk tidak menggunakan lafal Allah bagi sebutan Tuhan pada agama lain tersebut. Inilah pemahaman yang salah! Kalau kita –yang Muslim— menolak pemeluk agama lain menyebut Allah bagi Tuhannya, maka secara tak sadar kita mengakui bahwa Tuhan itu lebih dari satu. Sudah waktunya kita ajarkan ketuhanan dengan benar sehingga kita tidak berebut tulang tanpa isi. Kita harus menyadari sepenuhnya bahwa mengamalkan nilai-nilai ketuhanan dengan benar itulah yang amat penting dalam hidup ini. Bagi orang Indonesia , menghayati dan mengamalkan nilai-nilai ketuhanan dengan benar merupakan penegakan Sila yang pertama.

Ajaran pokok yang kedelapan: raja agama sesungguhnya raja penipu. Sebagaimana telah diterangkan bahwa agama adalah jalan hidup. Oleh karena itu, agama harus diajarkan untuk menjadi jalan hidup, sehingga pemeluk agama bisa hidup tenang, bahagia dan bersemangat dalam menjalani hidup. Agama harus diajarkan untuk menjadi landasan moral dan perilaku, sehingga agama benar-benar sebagai nilai luhur dan menjadi rahmat bagi semesta alam. Syekh tidak ingin membohongi masyarakat Jawa, oleh karena itu agama islam diajarkan dengan cara yang pas bagi bumi dan manusia Jawa. Untuk hal itu diperlukan penafsiran, dan tidak disebarkan dalam bentuk budaya asalnya. Agama tidak disebarkan dengan kekuasaan raja, sebab menurut Syekh raja yang memanfaatkan agama adalah raja penipu. Sering terjadi bahwa untuk memenuhi kepentingan penguasa, agama dijadikan alat menguasai rakyat. Agama yang seharusnya dikuasai oleh rakyat, yang terjadi justru sebaliknya yaitu rakyat yang dikuasai oleh agama. Jika di Eropa pada abad ke-19 orang-orang mulai mempertanyakan peranan agama, dan bahkan ada yang memandang bahwa agama sebagai candu bagi masyarakat dan harus disingkirkan dari gelanggang kehidupan bernegara, maka empat ratus tahun sebelumnya Syekh Siti Jenar justru ingin menerapkan agama sebagai penyegar dan pencerah bagi pemeluknya. Oleh karena itu, agama diajarkan tanpa melibatkan kekuasaan negara. Di sinilah Syekh bertabrakan dengan kepentingan Walisanga. Syekh amat sadar bahwa di dunia ini penuh dengan tipu daya. Hampir di semua negara pada waktu itu terjadi relasi keuasaan antara raja/penguasa dengan para tokoh agama. Dengan kata lain, raja dan tokoh agama berbagi kekuasaan. Yang dikuasai dan yang dijadikan pijakan hidup oleh raja dan tokoh agama adalah rakyat. Inilah yang oleh Syekh disebut sebagai penipuan. Oleh karena itu, sudah waktunya agar agama benar-benar menjadi milik masyarakat, dan negara tidak mengurusi agama. Yang diurusi oleh negara adalah tegaknya hukum positif, perlindungan bagi setiap orang tanpa memandang agama dan kepercayaannya. Yang diurusi oleh negara adalah kemakmuran, kesejahteraan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

Ajaran pokok yang kesembilan: segala sesuatu di alam semesta adalah Wajah-Nya. Inilah ajaran puncak dari Syekh Siti Jenar. Dunia adalah manifestasi wujud yang satu, dan hakikat keberadaan bukanlah dualitas. Sehingga, kemana pun kita hadapkan diri kita, maka sesungguhnya kita senantiasa menghadap Wajah-Nya. Semua adalah penampakan Wajah-Nya. Sekarang marilah kita cicipi dua bait puisi dari Syekh Siti Jenar.

Bersanggama dalam keberadaan
diliputi yang ilahi
hilanglah kehambaannya
lebur lenyap sirna lelap
digantikan keberadaan Ilahi
kehidupannya
adalah hidup Ilahi

Lahir batin keberadaan sukma
yang disembah Gusti
Gusti yang menyembah
sendiri menyembah-disembah
memuji-dipuji sendiri
timbal balik

dalam hidup ini

Jadi, pada puncak perenungan dan keheningan diri terjadilah penegasian eksistensi diri yang terkurung raga. Ditegaskan bahwa kehambaan telah lenyap, sudah hilang. Bila kehambaan masih tetap eksis maka di alam semesta ini masih berada dalam keadaan dualitas. Keadaan inilah yang menyebabkan orang terpisah dengan Tuhannya, meskipun secara konseptual diketahui bahwa Sang Pencipta lebih dekat daripada urat lehernya. Akan tetapi, selama keadaan dualitas belum sirna maka secara faktual Tuhan masih jauh daripada urat lehernya, karena Tuhan dianggap berada di luar dirinya. Ada dualitas artinya kita mengakui ada dua keberadaan, yaitu ada yang inferior (keberadaan yang kualitasnya lebih rendah) dan ada yang superior (keberadaan yang kualitasnya lebih tinggi). Jika demikian, kedua jenis keberadaan itu tumbuh melalui proses. Semua yang tumbuh melaui suatu proses, bukanlah keberadaan yang kekal. Dan, bilamana tiada keberadaan yang kekal, maka tak mungkin ada fenomena atau penampakan di alam semesta. Kita hidup di dunia ini karena kita kanggonan (didiami) urip (hidup) yang diberikan oleh Tuhan. Namun, badan jasmani ini hanyalah fenomena yang terikat oleh ruang, waktu, situasi psikologis. Hakikatnya badan jasmani ini tidak ada karena badan jasmani ini seperti gambar yang menumpang di layar perak atau layar kaca. Kalau layar digulung atau dimatikan ya lenyaplah fenomena tersebut. Jadi, memang benar bahwa dunia ini panggung sandiwara, dan kita adalah pemain-pemain sandiwara. Oleh karena itu, kita harus dapat memainkan peran kita masing dengan baik. Lalu, apa sasaran utama pelenyapan dualitas? Sasaran pokoknya adalah menumbuhkan kesadaran akan ke-Satu-an, Oneness, dalam kehidupan ini, baik kehidupan kita sebagai individu maupun secara kolektif. Dengan lenyapnya perasaan dualitas dalam hidup ini, maka jarak antara kawula dan Gusti akan hilang. Akan lahir individu-individu yang menjadi dirinya sendiri, dan dalam kehidupan sosial akan tercipta interaksi antar warganya secara tim, sehingga semua akan memenuhi fungsinya masing-masing dalam kehidupan. Sekat antara pemimpin dan yang dipimpin akan hilang, dinding penyekat antara raja dan rakyatnya akan runtuh. Bila ini sudah terjadi, maka tak akan ada lagi eksploitasi terhadap sesama manusia. Pelenyapan sekat antara kawula (hamba, rakyat, atau bawahan) dan Gusti (raja, pemimpin, atau atasan) akan melahirkan satu keberadaan yang disebut Manunggaling Kawula Gusti. Keberadaan MKG ini akan menggugurkan kehidupan yang berkasta dan merontokkan feodalisme. Relasi sesama manusia berupa simbiose mutualisme, yaitu hubungan yang saling menguntungkan. Sesama manusia hidup dalam suasana liberte, egalite dan fraternite, yaitu hidup dalam kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan antara sesama manusia di dunia ini. Dari sinilah Syekh membangun hubungan warga dengan wadah yang disebut masyarakat, yang tidak dijumpai di Timur Tengah pada waktu itu. Memang masyarakat merupakan kosa kata yang dibentuk dari unsur-unsur kata Arab, yaitu dari syarika yang artinya menjadi sekutu; dan masyarakat adalah kumpulan orang-orang yang bersekutu. Jadi, setiap anggota masyarakat itu seperti sel-sel tubuh yang independen, namun selalu berinteraksi sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing. Setiap anggota masyarakat mengetahui tugasnya. Terciptalah jalinan kasih. Inilah surga yang sesungguhnya yang harus diwujudkan di dunia ini. Dengan demikian, konsep MKG sebenarnya untuk menciptakan kehidupan bersama dalam mencapai kejayaan!

*) Ir. Achmad Chodjim MM, adalah penulis buku “Syekh Siti jenar: Makna Kematian (jilid 1)”, “Syekh Siti Jenar: Makrifat dan Makna Kehidupan (jilid 2)” dan “Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga”.

Link :

  • SLAMET PRIYADI'S SITE
  • KITA SEMUA WAYANG
  • WAYANG ISLAMI
  • FORUM GURU SENI BUDAYA
  • MGMP SENI BUDAYA SMAN 42 JAKARTA
  • PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA
  • KARYA PUISI DAN PROSA
  • Sita Blog: "NINA BOBO"
  • Sita Blog: "NUSANTARAKU"
  • UNGKAPAN KASIH
PUSAKA LELUHUR - Slamet Priyadi - PUSAKA LELUHUR - Slamet Priyadi - PUSAKA LELUHUR - Slamet Priyadi. Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.